KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya yang
memberikan kesehatan dan
nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan
Makalah berjudul “Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan” disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Penulis telah berupaya dengan
semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini, namun penulis menyadari
masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya makalah ini. Kiranya isi makalah ini bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pendidikan. Terima kasih.
Medan, 19 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Rumusan
Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 2
2.2 Tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan 2
2.2.1 Tahap Awal Pertumbuhan 2
2.2.2
Perkecambahan 3
2.3 Macam-macam
pertumbuhan pada tumbuhan 4
2.3.1 Pertumbuhan
Primer 4
2.3.1.1
Pertumbuhan Primer Pada Akar 5
2.3.1.2
Pertumbuhan Primer pada Batang 6
2.3.2
Pertumbuhan Sekunder 7
2.4 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan 8
2.4.1 Hormon pertumbuhan 8
2.4.1.1 Hormon
lain yang terdapat pada tumbuhan 12
2.4.2 Nutrisi 13
2.4.3 Gen 15
2.4.4. Lingkungan 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 17
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagian-bagian biji 3
Gambar
2.2 Tipe perkecambahan epigeal 3
Gambar 2.3 Tipe perkecambahan hypogeal 4
Gambar 2.4 Embrio
tumbuhan 4
Gambar
2.5 Jaringan meristem apikal akar 6
Gambar 2.6
Irisan membujur ujung batang 7
Gambar 2.7 Etiolasi akibat kerja
hormon auksin 8
Gambar 2.8 Tanaman pot sebelah kanan
yang diberi hormon giberelin 9
Gambar 2.9 Perkecambahan sebelum
waktunya pada biji jagung 11
Gambar 2.10 Pemasakan Buah salah satu kerja etilen 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara kita terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka
ragam. Keadaan seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup
beraneka tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan
ini.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu
organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan,
perkembangan merupakan proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu organisme.
Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini berjalan secara
simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait. Adapun perbedaannya
terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur
secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan
ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat dinyatakan secara kualitatif
karena terjadi perubahan fungsional dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak
dapat diamati.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada
berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1. Pengertian pertumbuhan dan
perkembangan?
2. Bagaimana tahap-tahap dari
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
3. Ada
berapa jenis pertumbuhan pada tumbuhan?
4.
Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
Adapun
yang menjadi tujuan masalah dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan
pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Menjelaskan
tahap-tahap dari pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3. Menjelaskan
jenis-jenis pertumbuhan pada tumbuhan.
4. Menjelaskan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan
berkembang. Pertumbuhan adalah Peristiwa
perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan
ukuran (volume, massa, dan tinggi). Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif/ terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau
perkembangan bersifat irreversibel. Bila kita menanam biji tanaman,
dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara
kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk
tanaman yang lengkap.
Pada
tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan organ-organ baru.
Misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak.
Melihat arah pertumbuhan, tanaman tumbuh kedua arah utama:
- Akar ke bawah
(Menuju ke bumi)
- Daun (dan
batang) ke atas
Secara
umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang
merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot
menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari
keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi
yang berbeda. Peristiwa
diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi
masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut
semakin kompleks. Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan
memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum
penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder
pemutar.
2.2
Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
2.2.1
Tahap Awal Pertumbuhan
1.
Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran
bijinya bertambah dan menjadi lunak.
2. Saat
air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai
reaksi kimia.
3. Kerja
enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat
perkecambahan berlangsung.
Gambar
2.1 Bagian-bagian biji
2.2.2
Perkecambahan
1.
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan
pertumbuhan plumula (calon batang).
2. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air,
kelembapan, oksigen, dan suhu.
3. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke
permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum
terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang hijau.
Gambar 2.2 Tipe perkecambahan
epigeal
b.Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal
dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
Gambar 2.3
Tipe perkecambahan hipogeal
2.3 Macam-macam pertumbuhan pada
tumbuhan
2.3.1 Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan
sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung
dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3
bagian penting :
a. Tunas embrionik
yaitu calon batang dan daun
b. Akar embrionik
yaitu calon akar
c. Kotiledon yaitu
cadangan makanan
Gambar
2.4 Embrio Tumbuhan
Pertumbuhan
tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.Daerah
pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah:
a. Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah
pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah
pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta
daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
Setelah fase
perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer
yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar,
batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a.
Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar
yang mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang
menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xilem.
2.3.1.1 Pertumbuhan Primer Pada Akar
Akar muda
yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem
perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah
pertumbuhan sebagai berikut.
a. Tudung
akar (kaliptra). Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung
terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi
lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi
dengan sekresi cairan polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan
monokotil sebagai berikut:
·
Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra
tidak terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra
tersebut.
·
Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra
terdapat batas yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang
disebut kaliptrogen.
·
Sel-sel kaliptra
yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung yang disebut kolumela.
Gambar
2.5 Jaringan meristem apikal akar. a. tudung akar b. meristem c. daerah
pemanjangan sel d. korteks e. floem f. xylem
a.
Meristem
merupakan bagian dari ujung akar
yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang
tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan
digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer dari
perkembangan sel-sel meristem apical.
b.
Daerah
pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil
pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas
pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di
daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut
berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan
memanjang akar.
c.
Daerah
diferensiasi,
sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan
kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan
memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.
2.3.1.2
Pertumbuhan
Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan primer
pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik
tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada
batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang
biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia)
memiliki jarak sangat pendek karena jarak internodus (antar ruas)
sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di
dalam internodus.
Gambar 2.6 Irisan membujur ujung batang
2.3.2
Pertumbuhan Sekunder
Merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan
membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
- Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang
disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya
adalah membentuk xilem dan floem primer.
- Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara
ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun
bentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang
berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara
permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. Ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup,
ke luar membentuk felem yaitu sel-sel mati
2.4 Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
Tumbuhan dapat
tumbuh karena adanya faktorr-faktor yang mendukung. Faktor-faktor tersebut
yaitu:
2.4.1 Hormon pertumbuhan
Hormon
pertumbuhan bertugas memacu atau merangsang bagian tertentu untuk melakukan
pembelahan sel agar tumbuhan semakin besar. Hormon yang utama yaitu :
a. Auksin
(Bahasa yunani Auxein = meningkatkan)
·
Banyak terdapat di ujung-ujung koleoptil, atau ujung-ujung
tunas.
·
Diketahui sebagai senyawa Asam Indol Asetat
(AIA) atau Indol Acetic Acid (IAA).
·
Kerjanya
akan efektif bila tak ada cahaya.
·
Bekerja mempengaruhi/mempercepat proses
pembelahan sel-sel meristem di ujung-ujung tunas (batang dan akar)
Dengan
sifat auksin ini, tumbuhan dapat tumbuh sangat cepat ditempat gelap (etiolasi).
Dalam percobaan dilaboratorium, auksin juga memacu pertumbuhan daun, bunga,
buah dan batang rerumputan dan kelompok cemara. Sifat auksin ini digunakan oleh
para petani buah untuk merangsang bunga menjadi buah tanpa pembuahan terlebih
dahulu, sehingga kini muncul jenis buah tanpa biji, seperti semangka, jeruk,
dan durian. Proses pembentukan buah tanpa pembuahan ini disebut Partenokarpi.
Auksin juga dipakai untuk memacu tumbuhnya akar pada batang-batang stek.
Gambar 2.7 Etiolasi akibat kerja hormon auksin
b. Giberelin (Dari
kata Gibbrela fujijuroi)
Gibberella
fujikuroi adalah jamur yang menghasilkan hormon giberelin. Secara liar, Gibberella
fujikuroi menginjeksikan tanaman lain dan mengeluarkan ekstrak giberelin.
Akibatnya tanaman inang tumbuh raksasa.
Setelah ditemukan pada Gibberela fujikuroi sebanyak
25 macam senyawa giberelin, ternyata ditemukan pula 73 macam lainnya pada
tumbuhan tinggi. Giberelin dapat mempercepat tumbuhnya tunas, dan mempercepat
perbungaan (vernalisasi), yang berarti mempercepat pembuahan. Sekarang dapat
ditemukan produk buah-buahan melimpah sebelum musimnya. Ini berkat penggunaan
giberelin oleh para petani buah diluar musim berbuah.
Didunia
pertanian, giberelin banyak dimanfaatkan karena fungsinya yang istimewa, antara
lain
·
Digunakan untuk partenokarpi, menghasilkan buah
tanpa biji.
·
Mempercepat penuaan daun (sayuran) dan buah
(Jeruk)
·
Memacu pertumbuhan padang rumput untuk ternak.
·
Menyebabkan gerombol buah anggur lebih panjang.
·
Anggur tahan cendawan
·
Mendorong produksi benih
·
Oleh pembuat bir digunakan untuk mempercepat
proses pembuatan malt
·
Merenyahkan tangkai daun seledri
·
Meningkatkan tanaman tebu dan produksi gulanya.
Gambar 2.8 Tanaman pot sebelah kanan yang diberi hormon
giberelin
c. Sitokinin
Dinamakan
sitoinin karena memacu sitokinesis (Pembelahan plasma sel). Sitokinin terdpat
dijaringan pembuluh berbagai jenis tumbuhan. Sitokinin ditemukan pula pada
endosperma cair buah kelapa muda, kapang, bakteri, dan bahkan hewan primata,
lumut, ganggang coklat, ganggang merah, pinus, dan diatom.
Sitokinin
paling banyak terdapat disekitar biji muda, buah muda, dan tunas daun, serta
ujung akar. Didunia pertanian, sitokinin diperlukan untuk:
·
Pertumbuhan pada kultur jaringan
·
Menunda penuaan bagian tubuh tumbuhan
·
Memacu pembesaran sel-sel keping biji dan sel
daun dikotil.
·
Memacu perkembangan kloroplas dan sintesis
klorofil
d. Asam Absisat
Musim dingin atau masa kering merupakan
waktu dimana tanaman beradaptasi menjadi dorman (penundaan pertumbuhan). Pada
saat itu, ABA yang dihasilkan oleh kuncup menghambat pembelahan sel pada
jaringan meristem apikal dan pada cambium pembuluh sehingga menunda pertumbuhan
primer maupun sekunder. ABA juga memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk
sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Dinamai dengan asam absisat karena diketahui bahwa ZPT ini menyebabkan
absisi/rontoknya daun tumbuhan pada musim gugur. Nama tersebut telah popular walaupun
para peneliti tidak pernah membuktikan kalau ABA terlibat dalam gugurnya
daun.
Pada kehidupan suatu tumbuhan,
merupakan hal yang menguntungkan untuk menunda/menghentikan pertumbuhan
sementara. Dormansi biji sangat penting terutama bagi tumbuhan setahun di
daerah gurun atau daerah semiarid, karena proses perkecambahan dengan suplai
air terbatas akan mengakibatkan kematian.Sejumlah faktor lingkungan diketahui
mempengaruhi dormansi biji, tetapi pada banyak tanaman ABA tampaknya bertindak
sebagai penghambat utama perkecambahan. Biji-biji tanaman setahun tetap dorman
di dalam tanah sampai air hujan mencuci ABA keluar dari biji.
Peranan Asam Absisat (ABA)
·
Dormansi
Biji
·
Menahan
cekaman kekeringan
Gambar 2.9. Perkecambahan Sebelum Waktunya pada Biji Jagung akibat
aktifitas asam absisat
Keterangan Gambar 2.9:
Asam absisat menginduksi dormansi pada
biji. Ketika mekanisme kerjanya terblokir,
dalam hal ini, dengan mutasi yang menyebabkan faktor transkripsi
yang mengatur asam
absisat, menyebabkan
perkecambahan sebelum waktunya.
e. Etilen
Buah-buahan
terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen disintesis
oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen
yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam
2-kloroetifosfonat).Etilen sintetik ini sering digunakan para pedagang untuk
mempercepat pemasakan buah. Selain memacu pematangan, etilen juga memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat
pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan
dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
Hormon tumbuh
yang secara umum berlainan dengan Auxin, Gibberellin, dan Cytokinin. Dalam
keadaan normal ethylene akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat
sederhana sekali. Di alam ethilene akan berperan apabila terjadi perubahan
secara fisiologis pada suatu tanaman. hormon ini akan berperan pada proses
pematangan buah dalam fase climacteric. Penelitian terhadap ethylene, pertama
kali dilakukan oleh Neljubow (1901) dan Kriedermann (1975), hasilnya menunjukan
gas ethylene dapat membuat perubahan pada akar tanaman.
Hasil
penelitian Zimmerman et al (1931) menunjukan bahwa ethylene dapat mendukung
terjadinya abscission pada daun, namun menurut Rodriquez (1932), zat tersebut
dapat mendukung proses pembungaan pada tanaman nanas. Penelitian lain telah
membuktikan tentang adanya kerja sama antara auxin dan ethylene dalam
pembengkakan (swelling) dan perakaran dengan cara mengaplikasikan auxin pada
jaringan setelah ethylene berperan.
Gambar
2.10 Pemasakan Buah salah satu kerja etilen
2.4.1.1
Hormon
lain yang terdapat pada tumbuhan
a. Hormon Luka/Kambium luka/Asam traumalin.
Hormon yang merangsang
sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan
penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit. B6)
asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis
vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan
perkembangan Vitamin berperan sebagai kofaktor
b. Poliamina.
Mempunyai peranan
besar dalam proses genetis yang paling mendasar seperti sintesis DNA dan
ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan dengan rantai phosphate
dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion
elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan
negatif dari phosphat.Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan
dan diferensiasi pada tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine
dan prekursor asam amino adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu
biosynthesis dan degradasinya harus diatur secara ketat.Polyamine mewakili
kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga memberikan efek pada
kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas pankreatis dan
pertumbuhan regenerasi dalam mamalia.
Sebagai tambahan,
spermine merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk mengendapkan DNA
dalam biologi molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari T4
polynucleotida kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai
protokol dalam pemanfaatan enzim.
c. Hormon Kalin.
Dihasilkan pada
jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan
Jenisnyaadalah: a. Fitokalin: memacu pertumbuhan daun; b. Kaulokalin:
memacu pertumbuhan batang; c. Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar; d.
Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah Florigen hormon tumbuhan yang
khusus merangsang pembentukan bunga.
2.4.2 Nutrisi
Tanaman
membutuhkan mutlak 13 unsur hara essensial dalam pertumbuhannya. Unsur hara
tersebut harus berbentuk ion untuk dapat digunakan tanaman seperti NH4+,
HPO42-, K+, Mg2+, SO42- dan sebagainya. Adapun peranan unsur-unsur hara
tersebut dapat diuraikan secara ringkas seperti dibawah ini :
a. N (Nitrogen)
peranannya :
·
Merangsang pertumbuhan vegetatif
·
Tanaman dan tumbuhnya anakkan
·
Membuat tanaman lebih hijau karena banyak
mengandung butir hijau daun
·
Merupakan bahan penyusun klorofil daun, lemak
dan protein
b. P
(Phosfor) peranannya :
·
Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem
perakaran yang lebih baik
·
Mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji
atau gabah
·
Memperbesar prosentase pembentukan bunga menjadi
buah
·
Sebagai
bahan penyusun inti sel lemak dan protein
c. K (Kalium)
peranannya :
·
Memperlancar fotosintesis
·
Membantu pembentukan protein dan hidrat arang
·
Sebagai katalisator dalam transformasi tepung,
gula dan lemak tanaman
·
Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman
·
Meninggikan kualitas rasa dan warna dari buah
dan bunga
·
Meninggikan daya tahan tanaman terhadap serangan
hama, penyakit dan kekeringan
·
Pada tanaman unsur ini terkumpul pada titik
tumbuh dan mempercepat pertumbuhan jaringan merismatik
d. Mg (Magnesium)
peranannya :
·
Merupakan bahan penyusun klorofil
·
Mengaktifkan enzim yang berperan pada
metabolisme karbohidrat
·
Dapat menaikkan kadar minyak pada berbagai
tanaman penghasil minyak
e. Ca (Calsium)
peranannya :
·
Merangsang pembentukan bulu-bulu akar dan
biji-bijian
·
Mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman
f. S (Belerang)
peranannya :
·
Sebagai penyusun utama ion fosfat
·
Menambah kandungan protein dan vitamin
·
Pembentukan bintil akar tanaman kacang-kacangan
dan butir hijau daun sehingga warna daun menjadi lebih hijau
g. Cl (Chlor)
peranannya :
·
Meninggikan kuantitas dan kualitas tanaman
h. Fe (Besi)
peranannya :
·
Sangat penting pada pembentukan klorofil
i. Mn (Mangan)
peranannya :
·
Penting dalam penyusunan klorofil dan proses
fotosintesa
·
Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan buah
j. Cu & Zn
(Tembaga dan Seng) peranannya :
·
Penting dalam pengaturan sistem enzim tanaman
dan dalam pembentukan klorofil
·
Diperlukan pada tanah alkalis dan organik
k. B (Borium)
peranannya :
·
Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
sayur-mayur dan dalam pembentukan klorofil
·
Penting dalam usaha peningkatan produksi
biji-bijian tanaman kacang-kacangan
·
Diperlukan pada tanah organik
l. Mo (Molibdenum)
peranannya :
·
Penting dalam proses fiksasi N dan untuk tanaman
kacang-kacangan, jeruk dan sayur mayur
2.4.3 Gen
Gen
yaitu faktor penentu sifat-sifat makhluk hidup. Gen akan terwaris dari generasi
ke generasi. Biasanya sifat yang ditentukan oleh gen (disebut sifat turunan)
sulit diubah meskipun dengan penambahan nutrisi. Bila tumbuhan mewarisi gen
sifat pendek dari induk pendek, maka tumbuhan tersebut tetap pendek. Tumbuhan
yang memiliki gen penentu buah rasa manis akan menghasilkan buah yang rasanya
manis.
2.4.4.
Lingkungan
a. Cahaya
Cahaya
( yang umumnya diperoleh dari matahari) memiliki spektrum yang berbeda yang
memiliki panjang gelombang yang beda. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, karena merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada cahaya,
maka proses fotosintesis tak akan terjadi.
b. Keasaman tanah
(pH)
Tanaman
umumnya tumbuh normal pada tanah yang netral, berkisar antara pH 9-7.
c. Kerapatan
tanaman
Tanaman yang banyak pada suatu areal mempengaruhi jumlah
unsur hara dan membatasi keleluasaan menjalarnya akar tanaman. Hal ini akan
mempengaruhi pertumbuhan.
d. Temperatur
(suhu) lingkungan
Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap jenis
tumbuhan memiliki toleransi pada suhu minimum tertentu, suhu optimum tertentu,
dan suhu maksimum tertentu. Toleransi ini berbeda-beda untuk tiap jenis
tumbuhan. Pengaruh suhu dan cahaya matahari memberi pengaruh kompleks berkaitan
dengan kedudukan tempat di bumi terhadap cahaya matahari. Di daerah iklim
sedang dan iklim dingin muncul saat-saat hari panjang dan hari pendek. Hari
panjang yaitu hari yang siangnya diatas 12 jam (Sekitar 15 jam siang, 9 jam
malam). Sedangkan hari pendek mengalami siang kurang dari 12 jam (Sekitar 9 jam
atau 10 jam siang, 15 jam malam). Hari panjang terjadi pada musim panas, dan
hari pendek terjadi pada musim gugur dan dingin. Keadaan seperti ini
menimbulkan respon berbeda dari tumbuhan terhadap setiap musim. Respon ini
disebut fotoperiodisme.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan
adalah Peristiwa
perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan
ukuran (volume, massa, dan tinggi). Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif/ terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau
perkembangan bersifat irreversibel. Bila kita menanam biji tanaman,
dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara
kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk
tanaman yang lengkap.
Pada
tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan organ-organ baru.
Misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak. Hormon
pertumbuhan yaitu auksin, sitokinin, absisat dan etilen.
Gen yaitu faktor
penentu sifat-sifat makhluk hidup. Gen akan terwaris dari generasi ke generasi.
Biasanya sifat yang ditentukan oleh gen (disebut sifat turunan) sulit diubah
meskipun dengan penambahan nutrisi. Bila tumbuhan mewarisi gen sifat pendek
dari induk pendek, maka tumbuhan tersebut tetap pendek. Tumbuhan yang memiliki
gen penentu buah rasa manis akan menghasilkan buah yang rasanya manis
Lingkungan yaitu cahaya, keasaman
tanah, kerapatan tananaman, dan suhu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tanaman membutuhkan mutlak 13 unsur hara essensial dalam
pertumbuhannya. Unsur hara tersebut harus berbentuk ion untuk dapat digunakan
tanaman seperti NH4+, HPO42-, K+, Mg2+, SO42- dan sebagainya
3.2 Saran
Diharapkan
kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang saya tulis ini, pembaca dapat mengerti dan
menambah ilmu serta wawasannya.